BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Antusiasme
masyarakat untuk menggunakan alat transportasi seperti mobil akhir-akhir ini
sangat tinggi. Hampir seluruh wilayah Indonesia ada penggunaan mobil yang
sangat banyak jumlahnya bahkan tidak jarang menumpuk di jalan raya hingga
menimbulkan kemacetan.
Hal ini
disebabkan banyaknya alat transportasi yang digunakan untuk mendukung mensukseskan
segala usahanya, tetapi bukan tidak mungkin bila sewaktu-waktu alat
transportasi yang kita gunakan justru menjadi penghambat kelancaran usahanya,
dikarenakan adanya kerusakan atau kecelakaan.
Kerusakan pada
mobil dapat menghambat aktivitas masyarakat diantaranya yaitu: kerusakan pada
kelistrikan bodi dimana ini sangat menggangu aktivitas terutama di malam hari.
Kemudian kerusakan pada casis misalnya sistem rem yang blong tentunya sangat
membahayakan pengendara. Selain dari itu, kemungkinan mesin mati secara
tiba-tiba di tengah perjalanan ini juga akan sangat menghambat dan merugikan
masyarakat pengguna alat transportasi khususnya mobil.
Untuk
menghindari dari kemungkinan rusak sebagaimana dijelaskan di atas hendaknya
alat tranportasi yang kita gunakan agar dalam kondisi baik ini maka dari itu
saya menulis laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini dengan judul Perawatan dan Perbaikan Sistem Kopling, agar
para pembaca khususnya dapat melakukan perawatan sendiri dan dengan harapan
para pemilik alat transportasi mempelajari dan membaca sehingga dapat melakukan
perawatan dengan baik.
B.
Identifikasi
Masalah
Beberapa masalah
pokok dilihat dari latar belakang masalah di atas dapat saya sampaikan sebagai
berikut :
- Mobil dapat mengalami kerusakan pada sistem kelistrikan body.
- Mobil dapat mengalami kerusakan pada sistem chasis dan pemindah tenaga seperti sistem kopling.
- Mobil dapat mengalami kerusakan pada sistem yang ada pada engine.
C.
Rumusan
Masalah
Dari masalah di
atas penulis rumuskan sebagai berikut :
- Apa kopling itu?
- Meliput apa saja komponennya?
- Bagaimana cara kerja kopling?
- Bagaimana cara membongkar/melepas unit kopling?
- Bagaimanakah cara memeriksa komponen-komponen unit kopling?
- Bagaimana cara merakit kembali unit kopling?
D.
Batasan
Masalah
Karena waktu,
biaya dan kemampuan materi penulis yang sangat terbatas, maka dalam laporan ini
penulis membatasi pembahasan hanya pada perawatan dan perbaikan sistem kopling.
E.
Tujuan
Dengan dibuatnya
laporan tentang sistem kopling ini, penulis mengharapkan bagi para pemilik
kendaraan agar tidak membuat berat permasalahan yang ada pada kendaraan. Dan
diharapkan setelah membaca laporan ini ada sedikit dorongan untuk lebih merawat
kendarannnya, terutama pada sistem koplingnya.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
A.
Prinsip
Kerja
Salah satu
mekanisme dalam pemindah daya (power train) yang memungkinkan daya dihasilkan
oleh engine dapat menghasilkan suatu usaha dengan adanya putaran roda adalah
kopling.
B.
Cara
Kerja
1.
Pada Saat Pedal Kopling Diinjak
Pada
saat pedal diinjak, maka clutch fork (tongkat pembebas) menekan release bearing
(bantalan pembebas) kedepan, sekaligus menekan diafragma spring, mengungkit
pressure plate, membebaskan dick clutch dari jepitan terhadap fly wheel, karena
disc clutch tidak tertekan, maka putaran engine (mesin) tidak dapat diteruskan.
2.
Pada saat Pedal Kopling Dilepas
Pada
saat pedal kopling dilepas, maka cluth release fork akan kembali ke posisinya
semula dan release bearing tidak menekan
diafragma sepring dengan demikian diafragma tidak mengikuti pressure plate dan
dick cluth kembali terjepit ke fly wheel sehingga putaran dapat diteruskan
kembali.
Gambar
1. Cara Kerja Kopling
C.
Klasifikasi
Mekanisme sistem
kopling terbagi menjadi 2 yaitu :
1.
Sistem Mekanis
Pada
saat tenaga yang dihasilkan dorongan pedal yang menggerakan release fork
diteruskan langsung oleh kabel pembebas.
Gambar
2. Sistem Penggerak Kopling Mekanis
2.
Sistem Hidraulis
Pada
sistem penggerak hiraulis untuk menggerakkan release fork melalui penakanan
minyak.
Gambar
3. Sistem Penggerak Kopling Hidraulis
BAB
III
A.
Gangguan
pada Sistem Kopling
Pada
sistem kopling sering terjadi gangguan-gangguan, gangguan tersebut antara lain
:
1.
Kopling Slip
Penyebabnya
:
a. Adanya
minyak pelumas permukaan kopling.
b. Kopling
tidak berhenti (kopling tidak terlepas dengan sempurna).
c. Kerusakan
atau kesalahan sistem penggerak kopling.
d. Diafragma
sudah lemah atau patah.
e. Kerusakan
atau keausan pada silinder pelepas
Masalah
di atas dapat diatasi dengan cara :
-
Bersihkan permukaan pelat kopling jika
terdapat minyak.
-
Periksalah dan perbaiki atau ganti
sistem penggerak kopling jika mengalami kerusakan.
2.
Suara Tidak Normal
Pada
saat pedal kopling diinjak, penyebabnya :
a. Kekurangan
pelumas pada sambungan-sambungan sistem penggerak kopling.
b. Kerusakan
atau keausan pada bantalan terlepas.
Cara
mengatasinya :
-
Menambah pelumas pada sambungan-sambung
penggerak kopling.
-
Mengganti bantalan pembebas.
B.
Pengertian
dan komponen-komponennya
Kopling
adalah salah satu sistem pemindah daya yang memungkinkan daya dihasilkan engine
dapat menghasilkan suatu usaha dengan adanya putaran roda. Adapun
komponen-komponen kopling sebagai berikut :
1.
Plat kopling
Plat
kopling berfungsi sebagai perantara dari engine ke transmisi, hubungan antar
facing melalui beberapa dumper spring atau dumper rumbber yang berfungsi untuk
meredam kejutan pada kopling bergerak, facing disambungkan dengan cushion, plat
kopling juga berfungsi untuk meredam kejutan.
Gambar
4. Plat Kopling
2.
Rumah Kopling (Clutch Cover)
Cluth
cover diikat pada baut fly wheel yang berfungsi untuk menjepit cluth disc
terhadap fly wheel, mesin harus dalam keadaan seimbang untuk menghasilkan
putaran yang balance. Selain itu mesin harus mempunyai kemampuan memindahkan
panas, dari hubungan kopling, tahan aus, kuat dan tidak mudah cacat.
Gambar
5. Rumah Kopling (Clutch Cover)
3.
Bantalan Pembebas (Release Bearing)
Bantalan
pembebas memudahkan garpu pembebas bergerak maju mundur sepanjang menopang
bantalan dengan transmisi untuk menekan putaran pegas diafragma (lengan pembebas
pada jenis koil) dan membebaskan kopling.
Gambar
6. Bantalan Pembebas
4.
Tongkat Pembebas
Fungsi
komponen ini adalah menekan release bearing, sehingga menyentuh pegas, komponen
ini dibebaskan langsung pedal kopling.
Gambar
7. Tongkat Pembebas
5.
Komponen Unit Kopling
Gambar
8. Komponen-komponen Unit Kopling
C.
Pelepasan
Unit Kopling
1.
Lepas transmisi dari mesin (jangan
menguras oli transmisi) 2. Lepas penutup kopling dan kopling
a. Buatlah
tanda pada penutup kopling dan roda penerus.
b. Kendorkan
setiap baut satu putaran pada suatu saat hingga pegas penegang menjadi bebas.
c. Lepas
baut pengikat dan tarik penutup kopling bersama dengan plat kopling.
Gambar 9.
Melepas Baut Pengikat Kopling
3.
Lepas bantalan pembebas bersama hubungan
garpu dan boot dari transmisi
a. Lepas
klip dan lepas bantalan beserta hubungan.
b. Tipe
control kabel
c. Lepas
garpu dan boot
Gambar 10.
Melepas Bantalan dan Boot
D.
Pemeriksaan
dan Perbaikan Komponen Kopling
1.
Pemeriksaan Plat Kopling Terhadap
Keausan dan Kerusakan
Gunakan
jangka sorong, ukur kedalaman paku keeling ukur minimal 0,3 mm (0,12 in)
apabila diketahui ada kelainan, ganti plat kopling.
Gambar
11. Periksa Plat Kopling
2.
Pemeriksaan Keolengan Plat Kopling
Menggunakan
dial gauge, ukur keolengan plat kopling. Maksimum: 0,8 mm (0,03 in) apabila
berlebihan ganti plat kopling.
Gambar
12. Periksa Keolengan Plat Kopling
3.
Periksa Keolengan Roda Penerus
Menggunakan
dial gauge ukur keolengan roda penerus maksimal : 0,1 mm (0,04 in)
Gambar
13. Periksa Keolengan pada Penerus
4.
Periksa Bantalan Pilot
Putar
bantalan dengan tangan sambil memberikan tekanan pada arah aksial. Apabila
bantalan macet atau terlampau besar tahanannya gantilah bantalan pilot.
Gambar
14. Periksa Bantalan Pilot
5.
Ganti Bantalan Pilot
Dengan
SST ganti bantalan pilot SST 09.303-35011 pasang bantalan pilotpasu SST
9304-12012.
Gambar
15. Ganti Bantalan Pilot
Gunakan
jangka sorong, ukur kedalaman dan lembar pegas diafragma. Kedalaman 0,6 mm
(0,025) lembar 5,0 mm (0,197) bila perlu diganti rangking penutup kopling.
Gambar
16. Periksa Pegas Diafragma
7.
Periksa Bantalan Pembebas
Putar
bantalan dengan tangan dan tekan pada arah aksial, bila macet atau besar
tahanannya gantilah.
Gambar
17. Periksa Bantalan Pembebas
a. Dengan
SST dan hydraulic bantalan pembebas dari hub SST 09315-00010
b. Menggunakan
SST dan hydraulic press, pasang bantalan pembebas yang baru.
c. Setelah
bantalan dipasang, periksa kembali bahwa tidak ada kemacetan apabila diputar
sambil ditekan.
Gambar 18. Pemasangan
Bantalan Penekan dengan SST
E.
Pemasangan
Unit Kopling
1.
Pasang Plat Kopling pada Roda Penerus
Menggunakan SST
Pasang
plat kopling pada roda penerus SST : 09301-20020.
Gambar
19. Pasang Pelat Kopling
2.
Pasang Tutup Kopling
a. Tempatkan
pada tutup kopling dan roda penerus.
b. Kencangkan
baut pengikat dengan rata dalam beberapa tahap sampai tutup kopling terduduk
dengan rapi. Momen : 19 Nm (195 kg Vm 14 Ft-Ib)
Gambar 20.
Pemasangan Tutup Kopling
3.
Periksa Kerataan pada Ujung Pegas
Menggunakan SST
Ukur
kerataan ujung pegas diafragma, SST : 09302-30031, maksimum ketidakrataan : 0,5
mm (0,20 in)
Gambar
21. Pemeriksaan Kerataan Ujung Pegas Kopling
4.
Apabila Perlu, Stel Pegas
Gunakan
SST bengkokan pegas hingga rata
Gambar
22. Penyetelan Pegas Diafragma
5.
Oleskan Gemuk
a. Oleskan
gemuk pada titik singgung garpu pembebas dan hubungan batang pendorong, titik
tunggu garpu pembebas.
b. Alur
plat kopling
c. Tipe
control kabel : alur dalam hub bantalan pembebas
Gambar 23. Pengolesan Gemuk pada Titik
Singgung garpu pembebas.
6.
Pasang boot garpu dan pembebas dengan
hub pada transmisi
a. Pasang
boot dan garpu pembebas
b. (Tipe
control kabel) pasang pegas pemegang
c. Dengan
klip amankan bantalan dan hub terhadap transmisi
Gambar 24.
Pemasangan Boot Garpu dan Hub Transmisi
BAB
IV
PENUTUP
A.
Saran
Dari hasil
pengalaman penulis dalam melaksanakan tugas ini, penulis memberikan beberapa
saran yang memungkinkan bermanfaat bagi pihak yang berkaitan, diantaranya :
1.
Pihak Bengkel
a. Gunakan
alat-alat sesuai dengan fungsinya.
b. Gunakanwaktu
sebaik mungkin karena waktu adalah uang.
c. Utamakan
kedisiplinan, keuletan dan keselamatan kerja pada saat melakukan pekerjaan.
d. Jangan
ceroboh dan jangan tergesa-gesa.
2.
Pihak Sekolah
a. Sebelum
praktik sebaiknya berikan pengarahan-pengarahan terlebih dahulu tentang dunia industri.
b. Kalau
materi yang disampaikan belum memenuhi standar untuk melaksanakan praktik,
sebaiknya ditambah dengan materi pengayaan sebelum diterjunkan ke dunia industri.
c. Lengkapilah
segala peralatan dan bahan praktik agar siswa lebih mudah melaksanakan praktik
dan memahami apa yang sudah dipelajari atau dipraktikan.
d. Sebaiknya
guru produktif lebih memperhatikan kehadiran untuk mengajar karena seringnya
pelajaran yang menyangkut otomotof kosong.
B.
Kesimpulan
Setelah
terselesaikannya Praktik Kerja Industri ini penulis dapat mengambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
- Program Praktik Kerja Industri sangat tepat untuk menambah pengalaman dan menambah wawasan terhadap perkembangan dunia industri di bidang otomotif yang berkaitan dengan bidang keahlian.
- Untuk menjunjung praktik kerja, siswa dituntut bisa memilih dunia usaha yang bisa memberi peluang untuk mengasah ketrampilan.
- Untuk menjunjung pelaksanaan ini maka siswa harus dapat memilih usaha atau tempat industri yang dapat memberi peluang untuk praktik yaitu adanya instruktur yang mampu memberikan data mengarahkan bimbingan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwari. (1997). Praktik Sasis dan Body 1. Jakarta : Depdikbud
Buku Praktek untuk Siswa. (1997). SMK Otomotif. PT. Toyoya Astra
Motor
Buntoro. (1996). Teknik Mesin Bensin Mobil. Surakarta
: CV. Aneka Ilmu
Toyota. (1986). Pedoman Redaksi Mesin Kijang Seri-K.
Jakarta : PT. Toyota Astra Motor
Toyota. (1986). Pedoman Sekripsi Thesis Jilid 1.
Yogyakarta : Yayasan Fakultas Psikologi (UGM).
























Tidak ada komentar:
Posting Komentar