Jumat, 20 Mei 2016



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Antusiasme masyarakat untuk menggunakan alat transportasi seperti mobil akhir-akhir ini sangat tinggi. Hampir seluruh wilayah Indonesia ada penggunaan mobil yang sangat banyak jumlahnya bahkan tidak jarang menumpuk di jalan raya hingga menimbulkan kemacetan.
Hal ini disebabkan banyaknya alat transportasi yang digunakan untuk mendukung mensukseskan segala usahanya, tetapi bukan tidak mungkin bila sewaktu-waktu alat transportasi yang kita gunakan justru menjadi penghambat kelancaran usahanya, dikarenakan adanya kerusakan atau kecelakaan.
Kerusakan pada mobil dapat menghambat aktivitas masyarakat diantaranya yaitu: kerusakan pada kelistrikan bodi dimana ini sangat menggangu aktivitas terutama di malam hari. Kemudian kerusakan pada casis misalnya sistem rem yang blong tentunya sangat membahayakan pengendara. Selain dari itu, kemungkinan mesin mati secara tiba-tiba di tengah perjalanan ini juga akan sangat menghambat dan merugikan masyarakat pengguna alat transportasi khususnya mobil.
Untuk menghindari dari kemungkinan rusak sebagaimana dijelaskan di atas hendaknya alat tranportasi yang kita gunakan agar dalam kondisi baik ini maka dari itu saya menulis laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini dengan judul  Perawatan dan Perbaikan Sistem Kopling, agar para pembaca khususnya dapat melakukan perawatan sendiri dan dengan harapan para pemilik alat transportasi mempelajari dan membaca sehingga dapat melakukan perawatan dengan baik.
B.     Identifikasi Masalah
Beberapa masalah pokok dilihat dari latar belakang masalah di atas dapat saya sampaikan sebagai berikut :
  1. Mobil dapat mengalami kerusakan pada sistem kelistrikan body. 
  2. Mobil dapat mengalami kerusakan pada sistem chasis dan pemindah tenaga seperti sistem kopling.   
  3. Mobil dapat mengalami kerusakan pada sistem yang ada pada engine.
C.    Rumusan Masalah
Dari masalah di atas penulis rumuskan sebagai berikut :
  1. Apa kopling itu? 
  2.  Meliput apa saja komponennya?
  3.  Bagaimana cara kerja kopling?
  4. Bagaimana cara membongkar/melepas unit kopling?
  5. Bagaimanakah cara memeriksa komponen-komponen unit kopling? 
  6. Bagaimana cara merakit kembali unit kopling?
D.    Batasan Masalah
Karena waktu, biaya dan kemampuan materi penulis yang sangat terbatas, maka dalam laporan ini penulis membatasi pembahasan hanya pada perawatan dan perbaikan sistem kopling.
E.     Tujuan
Dengan dibuatnya laporan tentang sistem kopling ini, penulis mengharapkan bagi para pemilik kendaraan agar tidak membuat berat permasalahan yang ada pada kendaraan. Dan diharapkan setelah membaca laporan ini ada sedikit dorongan untuk lebih merawat kendarannnya, terutama pada sistem koplingnya.
 
BAB II
KAJIAN TEORI
A.    Prinsip Kerja
Salah satu mekanisme dalam pemindah daya (power train) yang memungkinkan daya dihasilkan oleh engine dapat menghasilkan suatu usaha dengan adanya putaran roda adalah kopling.
B.     Cara Kerja
1.      Pada Saat Pedal Kopling Diinjak
Pada saat pedal diinjak, maka clutch fork (tongkat pembebas) menekan release bearing (bantalan pembebas) kedepan, sekaligus menekan diafragma spring, mengungkit pressure plate, membebaskan dick clutch dari jepitan terhadap fly wheel, karena disc clutch tidak tertekan, maka putaran engine (mesin) tidak dapat diteruskan.
2.      Pada saat Pedal Kopling Dilepas
Pada saat pedal kopling dilepas, maka cluth release fork akan kembali ke posisinya semula dan release bearing  tidak menekan diafragma sepring dengan demikian diafragma tidak mengikuti pressure plate dan dick cluth kembali terjepit ke fly wheel sehingga putaran dapat diteruskan kembali.
Gambar 1. Cara Kerja Kopling
 C.    Klasifikasi
Mekanisme sistem kopling terbagi menjadi 2 yaitu :
1.      Sistem Mekanis
Pada saat tenaga yang dihasilkan dorongan pedal yang menggerakan release fork diteruskan langsung oleh kabel pembebas.

Gambar 2. Sistem Penggerak Kopling Mekanis
2.      Sistem Hidraulis
Pada sistem penggerak hiraulis untuk menggerakkan release fork melalui penakanan minyak.
Gambar 3. Sistem Penggerak Kopling Hidraulis

BAB III



                                                              PEMBAHASAN
A.    Gangguan pada Sistem Kopling
Pada sistem kopling sering terjadi gangguan-gangguan, gangguan tersebut antara lain :
1.      Kopling Slip
Penyebabnya :
a.       Adanya minyak pelumas permukaan kopling.
b.      Kopling tidak berhenti (kopling tidak terlepas dengan sempurna).
c.       Kerusakan atau kesalahan sistem penggerak kopling.
d.      Diafragma sudah lemah atau patah.
e.       Kerusakan atau keausan pada silinder pelepas
Masalah di atas dapat diatasi dengan cara :
-          Bersihkan permukaan pelat kopling jika terdapat minyak.
-          Periksalah dan perbaiki atau ganti sistem penggerak kopling jika mengalami kerusakan.
2.      Suara Tidak Normal
Pada saat pedal kopling diinjak, penyebabnya :
a.       Kekurangan pelumas pada sambungan-sambungan sistem penggerak kopling.
b.      Kerusakan atau keausan pada bantalan terlepas.
Cara mengatasinya :
-          Menambah pelumas pada sambungan-sambung penggerak kopling.
-          Mengganti bantalan pembebas.
B.     Pengertian dan komponen-komponennya
Kopling adalah salah satu sistem pemindah daya yang memungkinkan daya dihasilkan engine dapat menghasilkan suatu usaha dengan adanya putaran roda. Adapun komponen-komponen kopling sebagai berikut :
1.      Plat kopling
Plat kopling berfungsi sebagai perantara dari engine ke transmisi, hubungan antar facing melalui beberapa dumper spring atau dumper rumbber yang berfungsi untuk meredam kejutan pada kopling bergerak, facing disambungkan dengan cushion, plat kopling juga berfungsi untuk meredam kejutan.
Gambar 4. Plat Kopling
2.      Rumah Kopling (Clutch Cover)
Cluth cover diikat pada baut fly wheel yang berfungsi untuk menjepit cluth disc terhadap fly wheel, mesin harus dalam keadaan seimbang untuk menghasilkan putaran yang balance. Selain itu mesin harus mempunyai kemampuan memindahkan panas, dari hubungan kopling, tahan aus, kuat dan tidak mudah cacat.
 Gambar 5. Rumah Kopling (Clutch Cover)
3.      Bantalan Pembebas (Release Bearing)
Bantalan pembebas memudahkan garpu pembebas bergerak maju mundur sepanjang menopang bantalan dengan transmisi untuk menekan putaran pegas diafragma (lengan pembebas pada jenis koil) dan membebaskan kopling.
Gambar 6. Bantalan Pembebas
4.      Tongkat Pembebas
Fungsi komponen ini adalah menekan release bearing, sehingga menyentuh pegas, komponen ini dibebaskan langsung pedal kopling.
Gambar 7. Tongkat Pembebas
5.      Komponen Unit Kopling
Gambar 8. Komponen-komponen Unit Kopling
 C.    Pelepasan Unit Kopling
1.      Lepas transmisi dari mesin (jangan menguras oli transmisi) 
2.      Lepas penutup kopling dan kopling
a.       Buatlah tanda pada penutup kopling dan roda penerus.
b.      Kendorkan setiap baut satu putaran pada suatu saat hingga pegas penegang menjadi bebas.
c.       Lepas baut pengikat dan tarik penutup kopling bersama dengan plat kopling.
Gambar 9. Melepas Baut Pengikat Kopling
3.      Lepas bantalan pembebas bersama hubungan garpu dan boot dari transmisi
a.       Lepas klip dan lepas bantalan beserta hubungan.
b.      Tipe control kabel
c.       Lepas garpu dan boot
Gambar 10. Melepas Bantalan dan Boot
D.    Pemeriksaan dan Perbaikan Komponen Kopling
1.      Pemeriksaan Plat Kopling Terhadap Keausan dan Kerusakan
Gunakan jangka sorong, ukur kedalaman paku keeling ukur minimal 0,3 mm (0,12 in) apabila diketahui ada kelainan, ganti plat kopling.
Gambar 11. Periksa Plat Kopling
2.      Pemeriksaan Keolengan Plat Kopling
Menggunakan dial gauge, ukur keolengan plat kopling. Maksimum: 0,8 mm (0,03 in) apabila berlebihan ganti plat kopling.
Gambar 12. Periksa Keolengan Plat Kopling
3.      Periksa Keolengan Roda Penerus
Menggunakan dial gauge ukur keolengan roda penerus maksimal : 0,1 mm (0,04 in)
Gambar 13. Periksa Keolengan pada Penerus
4.      Periksa Bantalan Pilot
Putar bantalan dengan tangan sambil memberikan tekanan pada arah aksial. Apabila bantalan macet atau terlampau besar tahanannya gantilah bantalan pilot.
Gambar 14. Periksa Bantalan Pilot
5.      Ganti Bantalan Pilot
Dengan SST ganti bantalan pilot SST 09.303-35011 pasang bantalan pilotpasu SST 9304-12012.
Gambar 15. Ganti Bantalan Pilot
6.      Periksa Pegas Diafragma Terhadap Keausan
Gunakan jangka sorong, ukur kedalaman dan lembar pegas diafragma. Kedalaman 0,6 mm (0,025) lembar 5,0 mm (0,197) bila perlu diganti rangking penutup kopling.
Gambar 16. Periksa Pegas Diafragma
7.      Periksa Bantalan Pembebas
Putar bantalan dengan tangan dan tekan pada arah aksial, bila macet atau besar tahanannya gantilah.
Gambar 17. Periksa Bantalan Pembebas
a.       Dengan SST dan hydraulic bantalan pembebas dari hub SST 09315-00010
b.      Menggunakan SST dan hydraulic press, pasang bantalan pembebas yang baru.
c.       Setelah bantalan dipasang, periksa kembali bahwa tidak ada kemacetan apabila diputar sambil ditekan.
Gambar 18. Pemasangan Bantalan Penekan dengan SST
E.     Pemasangan Unit Kopling
1.      Pasang Plat Kopling pada Roda Penerus Menggunakan SST
Pasang plat kopling pada roda penerus SST : 09301-20020.
Gambar 19. Pasang Pelat Kopling
2.      Pasang Tutup Kopling
a.       Tempatkan pada tutup kopling dan roda penerus.
b.      Kencangkan baut pengikat dengan rata dalam beberapa tahap sampai tutup kopling terduduk dengan rapi. Momen : 19 Nm (195 kg Vm 14 Ft-Ib)
Gambar 20. Pemasangan Tutup Kopling
3.      Periksa Kerataan pada Ujung Pegas Menggunakan SST
Ukur kerataan ujung pegas diafragma, SST : 09302-30031, maksimum ketidakrataan : 0,5 mm (0,20 in)
Gambar 21. Pemeriksaan Kerataan Ujung Pegas Kopling
4.      Apabila Perlu, Stel Pegas
Gunakan SST bengkokan pegas hingga rata
Gambar 22. Penyetelan Pegas Diafragma
5.      Oleskan Gemuk
a.       Oleskan gemuk pada titik singgung garpu pembebas dan hubungan batang pendorong, titik tunggu garpu pembebas.
b.      Alur plat kopling
c.       Tipe control kabel : alur dalam hub bantalan pembebas
Gambar 23. Pengolesan Gemuk pada Titik Singgung garpu pembebas.
6.      Pasang boot garpu dan pembebas dengan hub pada transmisi
a.       Pasang boot dan garpu pembebas
b.      (Tipe control kabel) pasang pegas pemegang
c.       Dengan klip amankan bantalan dan hub terhadap transmisi
Gambar 24. Pemasangan Boot Garpu dan Hub Transmisi
BAB IV
PENUTUP
A.    Saran
Dari hasil pengalaman penulis dalam melaksanakan tugas ini, penulis memberikan beberapa saran yang memungkinkan bermanfaat bagi pihak yang berkaitan, diantaranya :
1.      Pihak Bengkel
a.       Gunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya.
b.      Gunakanwaktu sebaik mungkin karena waktu adalah uang.
c.       Utamakan kedisiplinan, keuletan dan keselamatan kerja pada saat melakukan pekerjaan.
d.      Jangan ceroboh dan jangan tergesa-gesa.
2.      Pihak Sekolah
a.       Sebelum praktik sebaiknya berikan pengarahan-pengarahan terlebih dahulu tentang dunia industri.
b.      Kalau materi yang disampaikan belum memenuhi standar untuk melaksanakan praktik, sebaiknya ditambah dengan materi pengayaan sebelum diterjunkan ke dunia industri.
c.       Lengkapilah segala peralatan dan bahan praktik agar siswa lebih mudah melaksanakan praktik dan memahami apa yang sudah dipelajari atau dipraktikan.
d.      Sebaiknya guru produktif lebih memperhatikan kehadiran untuk mengajar karena seringnya pelajaran yang menyangkut otomotof kosong.
B.     Kesimpulan
Setelah terselesaikannya Praktik Kerja Industri ini penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
  1. Program Praktik Kerja Industri sangat tepat untuk menambah pengalaman dan menambah wawasan terhadap perkembangan dunia industri di bidang otomotif yang berkaitan dengan bidang keahlian.  
  2. Untuk menjunjung praktik kerja, siswa dituntut bisa memilih dunia usaha yang bisa memberi peluang untuk mengasah ketrampilan. 
  3.  Untuk menjunjung pelaksanaan ini maka siswa harus dapat memilih usaha atau tempat industri yang dapat memberi peluang untuk praktik yaitu adanya instruktur yang mampu memberikan data mengarahkan bimbingan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwari. (1997). Praktik Sasis dan Body 1. Jakarta : Depdikbud
Buku Praktek untuk Siswa. (1997). SMK Otomotif. PT. Toyoya Astra Motor
Buntoro. (1996). Teknik Mesin Bensin Mobil. Surakarta : CV. Aneka Ilmu
Toyota. (1986). Pedoman Redaksi Mesin Kijang Seri-K. Jakarta : PT. Toyota Astra Motor
Toyota. (1986). Pedoman Sekripsi Thesis Jilid 1. Yogyakarta : Yayasan Fakultas Psikologi (UGM).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar